Pulau Mengare, sudah menyatu dengan daratan Jawa

Saat sedang menuju ke lamongan lewat jalan gresik lamongan sebelum melewati jembatan layang diatas sungai bengawan solo, saya melihat tulisan exotic mengare dipinggir jalan. aku berpikir kayak wisata baru dengan pemadangan alam yang indah, berada di kecamatan bungah kabupaten gresik. nama mengare sendiri gak asing karena di deket kost ku di surabaya ada rumah makan ikan bakar madu mengare, rumah makannya rame tiap malem udah pernah makan juga disana.

setelah dari monumen kapal van der wijk masih siang dan saya tertarik untuk ke exotic mengare. setalah masuk saya mengikuti aspal dan di lanjut  dengan jalan paving blok dengan lebar 2.8 meter dengan kiri kanannya tambak. mengingatkan dengan sawah luhur di banten. kalau kesini sebaiknya menggunakan motor kalau bawa mobil butuh skill saat hadap hadapan dengan mobil berlainan arah. jalan paving ini cukup jauh untuk ke pulau mengare kayaknya 10 km-an jaraknya dari jalan raya. setelah 7- 10 menit naik motor akhirnya sampai di tugu  selamat datang di watu agung. setelah melewati jembatan terlihat kembali kehidupan warga banyak rumah warga

ada beberapa rumah peninggalan belanda salah satunya rumah 2 lantai itu terlihat angka tahun 1912 rumah ini sudah lama kosong dan katanya ahli warisnya gak ada di mengare. menurut warga sekitar rumah rumah kuno itu dibangun oleh saudagar 5 sodara , yakni Haji Syafi'i, Haji Mahfud, Haji Mubarok, Haji Muzakkir dan Haji Rusman. bisa juga rumah rumah lama disini peninggalan belanda karena didekat sini ada bekas benteng lodgewijk

kalau untuk versi cerita rakyat  tentang pulau mengare ada dua versi pertama pangeran solo mau melamar putri melirang yang terkenal cantik dan banyak yang ditolak oleh putri melirang, pangeran solo meminta restu kepada ibunya, ibunya mengatakan selama perjalanan pangeran solo dilarang untuk tidur. berangkat lah pangeran solo dengan dua prajuritnya melewati hutan yang lebat, karena perjalanan cukup jauh akhirnya dia tertidur saat terbangun dia sudah mengapung dilautan di selat madura, kecewa dan marah dia pun berkata akan kembali ke kerajaan dan akan membawa putri melirang. pangeran solo pun menjelma menjadi ular dan membentuk daratan yang luas

versi kedua ialah putri solo dijodohkan dengan ayahnya menikah dengan bangsawan cina, putri solo pun menolak dan melarikan diri bengawan legowo membawa upeti untuk bangsawan cina. raja pun marah dan menyuruh utusannya untuk mencari putri. utusannya merubah wujud menjadi ular yang besar dan meliuk liuk yang menyebabkan banyaknya sungai di kematan bangah dan kecamatan manyar. karena banyak tenaga yang dikeluarkan uler tersebut dia pun mencari makan dan tidak dapat akhirnya uler tersebut mati dan menjadi daratan, bagian bagian ular tersebut dipercaya menjadi 3 desa yang sekarang, bagian kepal dipercaya di desa watu agung dan bagian badan dipercaya di tanjung widoro dan ekor di desa kramat

saat sampai di pelabuhan menuju exotic mengare diberitau mayoritas pekerjaan adalah nelayan, penambak ikan bandeng dan rajungan. sekarang ini masih ada yang belum tau kalau dulu pulau mengare pernah terpisah dengan pulau jawa karena sedimentasi bertahun tahun. sedikit tentang 3 desa tanjung widoro jika jual beli kebutuhan akan pergi ke kecamatan bungah, kalau watu agung jual beli kebutuhan akan pergi ke manyar sedangkan desa kramat akan pergi ke madura. bukan hanya perbedaan interaksi diluar pulau mengare tapi tentang bahasa harian kalau dua desa tanjung widoro dan watu agung menggunakan bahasa jawa dialek gresik sedangkan desa kramat menggunakan bahasa madura ini disebabkan karena letak geografis pulau mengare bersebrangan dengan pulau madura terutama desa kramat maka itu ada perdagangan dan pernikahan dengan orang madura.

terimakasih sudah membaca

Comments

  1. Menarik, kak!
    Dan ada fotonya. Aku sampai pada blog ini karena googling perbatasan Gresik dan Mengare. Informasi sosiokulturalnya juga menarik. Aku suka membaca tulisan2 seperti ini.

    ReplyDelete

Post a Comment