Astana Utara, Makam Mangkunegoro VI yang terkenal politik penghematan

Astana Utara di kampung nayu kelurahan nusukan, kec banjasari solo letaknya di utara terminal tirtonadi. di komplek ini sangat menarik seperti terbagi dua halaman, halaman pertama dengan gerbang bertuliskan Astana utara, ada pendopo lawas yang kemungkinan untuk istirahat jika sedang nyekar dan juga masjid dengan aristektur jawa. di komplek ini juga ada patung bocah eropa dan patung setengah badan Mangkunegar VI. 

Melewati gerbang kedua yang unik dengan atap seperti rumah adat batak versi kecil dengan warna khas kuning hijau. dihalaman ini masih banyak ruang kosong waktu ku datang katanya disiapkan untuk anak cucu beliau. naik satu tingkat ada dua cungkup sepertinya cungkup anak beliau.

Gerbang Luar

Cungkup besar dan lebih tinggi dari yang lainnya cungkup ini dimakamkan Mangkunegara VI dan istrinya. bangunan yang menarik apa lagi kaca patri yang mengelilinginya ada yang bergambar lambang mangkunegaran dengan tulisan MN VI dan juga vas bunga. didalemnya ada nisan dari marmer hitam. dan berukir mahkota mangkunegara. disini juga da foto Mangkunegara VI.

Pendopo

Astana utara adalah makam dari Mangkunegara VI raja dari mangkunegara. Mangkunegara VI adalah anak dari Mangkunegara IV dengan nama kecil RM. Suyitno sekaligus juga adik dari Mangkunegara V. saat meninggalnya MN V karena sakit di umur yang tidak terlalu tua  diumur 40 tahun selanjut yang naik tahta MN VI menggantikan MN V karena putera mahkota belum cukup umur.

Masjid

Perusahaan perkebunan mangkunegara di mulai saat mangkunegara iv berkuasa, gula pada waktu itu lagi naik daun baik dalam dan luar negri, dasar ini yang menyebabkan mangkunegara iv mendirikan pabrik gula colomadu dan tasikmadu. dahulu pemasukan mangkunegara berasal dari pajak dan sewa tanah semenjak ada pabrik gula pendapatan mangkunegara meningkat. taraf hidup masayarakat sekitar pabrik gula ikut naik dengan bekerja di pabrik gula atau perkebunan gula.

Patung Eropa

Pada masa MN IV puncak kejayaan ekonomi dan membawa kemakmuran mangkunegaran dengan mengusahakan pertanian dan perkebunan. pada akhir mas MN IV ekonomi mangkunegaran sedang goyah,  saat MN IV meninggal dan diganti oleh MN V keadaan keuangan mangkunegaran menuju ke bangkrutan sampai defisit dan terlibat banyak hutang kepada pemerintah kolonial belanda.

Patung MN VI

Penyebab keuangan mangkunegaran defisit saat berkuasa MN V ialah rusak tanaman kopi dan tebu, kesalahan manajemen keuangan mangkunegaran sendiri, krisis ekonomi 1880an juga, banyak nya gula di jawa yang tidak di ekspor keluar negri hingga akhirnya harga gula jatuh. sebagai situasi keuangan tersebut, keuangan mangkunegaran diambil alih oleh residen surakarta.

Gerbang Kedua

Mangkunegara VI benar benar tanggung jawab untuk memperbaiki ekonomi praja. memiliki cita- cita MN VI mengembalikan masa kejayaan pabrik gula yang dulu pernah dirasakan ayahnya MN IV. tugas berat saat beliau diangkat jadi raja dengan masa kemunduran ekonomi mangkunegaran dan banyak hutang hingga beliau harus melakukan politik penghematan dan meningkatkan perekonomian mangkunegaran. 

Menuju ke halaman 3

Mangkunegara VI melakukan perbaikan manajemen dan mesin messin diperbaiki dan di modernkan untuk menunjang produksi gula. gaji pegawai dan kerabat kraton dikurangin, pengeluaran yang tidak perlu dilakukan, penyederhanaan pesta pesta kerajaan. saat malam hari pura mangkunegaran mematikan lampu yang tidak perlu dan memisahkan keuangan perusahan dan keuangan praja mangkunegaran. mangkunegara VI juga membuat dana cadangan yang merupakan tabungan masa depan praja, dana cadangan diperoleh sisa saldo pribadi praja mangkunegara dan sisa saldo perusahaan.

Salah Satu Isi dar Dua Cungkup Kecil

Mangkunegara VI mampu melunasi semua hutang hutang dan diberikan hak otonomi untuk mengurusi keuangan mangkunegaran kembali yang asalnya dipegang oleh residen solo. Mangkunegaran VI juga dapet julukan De Hersteller atau sang pembangun kembali.


Dampak postif politik penghematan selam 19 tahun diliat dari dana cadangan yang awal hanya f 300.000 meningkat tajam menjadi f 7.725.648. diliat dari sosial dan ekonomi kerabat mangkunegara para kerabat menganggap mangkunegara VI merupakan pemimpin pelit, atas dasar perintah residen untuk menyenangi para kerabat dengan dana cadangan yang besar.

Kaca Patri Tergambarkan MN VI

Infrastruktur dan keamanan di kadipaten mangkunegara kurang baik masih belum ditingkatkan, maraknya pencurian di desa desa. pendidikan yang minim untuk rakyat, irigasi yang terbengkalai, sewa tanah sudah tidak diawasi sehingga perhitungannya tidak atas dasar yang baik mengakibatkan buruknya taraf hidup rakyat. akibat terlalu sibuk memperkaya keuangan mangkunegara. akhirnya pada 1912 dana cadangan digunakan untuk mensejahterakan rakyat dana pendidikan dari f 53 menjadi f 6036 dan 20.102 dikucurkan untuk kesehatan dan sanitasi.

Makam Utama

Akhir dari pemerintahan usha efisiensi dan penghematan ia lakukan memperoleh hasil yang manis keuangan praja. kebijakan penghematan adalah sesuatu yang baru di dunia kebangsawan jawa ada raja dengan senang hati memotong tunjungan sendiri dan hidup hemat serta sederhana. Mangkunegara VI memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Pada tanggal 11 Januari 1916. Sebagai peringatan perjuangan Mangkunegara VI pada saat memimipin Praja, pihak Praja memberikan kenangan-kenangan berupa cincin emas dengan hiasan berlian diselingi mutiara kepada keluarganya. Mangkunegara VI beserta keluarga pindah ke Surabaya untuk mengasingkan diri dan meghabiskan waktu tuanya bersama anak dan cucucucunya. Raden Mas Sujitno sebagai Mangkunegara VI tutup usia pada 24 Juni 1928 dalam usia 71 tahun.

Peninggalan MN IV di tasikmadu klik Disini

sumber:

Aprilia Alifatur Rosyida. 2017. Politik Efisiensi Anggaran Mangkunegara VI Tahun 1911 - 1915

RM. Iwan Krishna Ardana. 2012. Perusahaan Gula Praja Mangkunegara Masa K.G.P,P.A Mangkunegara IV

Comments