Roti Widoro 1922

pernah melihat dari upadate'an laku lampah saat acara mereka ke wonogiri pada desember 2015, dan mereka memposting sebuah roti dengan tulisan warna putih yang tertulis widoro diantara sulur sulur bunga yang terbuat dari gula dan telur putih. karena tertarik saya pun mau ke tempat produksinya bersama anggit yang awalnya tak kira masih di kota solo ternyata di sukoharjo

perjalanan hampir satu jam akhirnya sampai di toko roti widoro di daerah kepuh sukoharjo. tokonya dipinggir jalan besar, sudah ada di google maps juga. tokonya juga barengan dengan rumah pemilik dan dapurnya.

roti widoro ada 3 harga berbeda yang awalnya tak kira dibedakan dengan rasa ternyata hanya bentuk semakin mahal semakin besar. mulai dari 4.500 sampai 6.500 (tahun 2019 naik 500) harganya terjangkau. dahulu kebanyakan roti widoro dijadikan kudapan saat hajatan sekarang dijadikan oleh oleh karena keawetannya yang bisa tahan sebulan katanya

Bungkusnya juga unik dari koran yang ditusuk pake lidi sebagai penguncinya, katanya sudah menggunakan koran sebagai bungkus sejak 1960. aku membeli 2 roti dan memakannya saat sudah sampai di rumah, saya merasa rasa roti ini sedikit famliar dengan rasanya seperti kue yang warnanya juga sama coklat. anggit tidak kuat memakannya karena terlalu manis menurut dia. tapi menurutku enak

berawal dari wongsodinomo menjadi koki di kraton surakarta, dan pada tahun 1918 membeli sebidang tanah di widoro dan menempatinya. beliau pun ditunjuk sebagai kebayan setingkat kepala dusun

melihat distribusi pabrik roti solo tidak sampai daerahnya wongsodinomo membuka toko roti pada tahun 1922, roti widoro pun menjadi toko oti pertama di sukoharjo. pada saat pendudukan jepang sekitar 1942 toko roti widoro kekurangan bahan baku karena jepan menduduki pedalaman desa. dan  pabrik kembali berhenti saat agresi belanda di tahun 1947 dan tahun 1948

pada tahun 1950 populer dengan nama roti gede karena selalu ada saat acara acara gede seperti penyambutan tamu terhormat, pengangkatan camat dan wedana. sedangkan pada tahun 1970 sampai 1980 masa keemasan roti widoro dengan meningkatnya permintaan daripada dekade sebelumnya setelah itu mengalami kemunduran karena pengawet dan pengembang masuk pasar tradisional dan banyak berdiri pabrik roti baru. namun 1990 naik lagi karena sebagai souvenir pernikahan dan dicari karena khas jaman dulu

Comments