Pendopo Kepatihan Mangkunegara



Kepatihan mangkunegara terletak di jalan ronggowarsito solo sebelah baratnya pura mangkunegara. Lebih tepatnya sebelum pku muhammadiyah. Fungsi kepatihan mangkunegara sebagai pusat admistrasi praja mangkunegara. Sejak bergabung dengan Indonesia fungsi kepatihan di nonaktifkan Kepatihan adalah tempat kerja patih atau perdana mentri dijaman sekarang ini.


kepatihan ini memiliki beberapa nama seperti ndalem kepatihan, ndalem tumenggungan, atau lebih dikenal warga solo dengan nama ndalem sarwakan. dinamakan ndalem sarwakan karena nama patih yaitu Sarwoko Mangunkusumo, patih pada jaman Mangkunegara VII. Kepatihan bukan hanya tempat tinggal patih melainkan juga simbol kemandirian pemerintahan praja mangkunegara karena sejak Mangkunegara III institusi kepatihan dan polisi ditentukan oleh penguasa praja mangkunegara sendiri berbeda dengan kesunanan surakarta yang sejak 1742 patih dipilih oleh VOC.


Kepatihan mangkunegara sangat mencolok kalau melintas di jalan ronggowarsito dengan halaman  yg luas dan arsitektur jawa. Menurut warga di belakang bangunan juga ada halaman yang sama luasnya seperti taman depan, bangunan ini dulu bekas tk tapi sudah digusur karena tanah dan bangunan ini sudah dijual. Padahal tk itu adalah tk tertua di solo.


Bangunan ini menjadi salah satu saksi dari perkembangan penyiaran Indonesia. Bangunan kepatihan pernah menjadi stasiun radio yang dahulu bernama SRV (Solose Radio Vereneging) berdiri 1 April 1933. Di Pendopo itu pula, pertama kali SRV menggunakan pemancar radio shortwave (SW) yang memiliki kekuatan besar sehingga bisa menjangkau kota Jakarta bahkan ke Eropa. Di Pendopo Kepatihan Mangkunegaran sering digelar siaran karawitan, keroncong dan siaran anak-anak sekitar sekitar 1933-1936.


Stasiun di pendopo mangkunegara pertama kali digunakan sebagai studio sementara selama kurang lebih dua tahun. Selama dua tahun itu SRV menggunakan pusat pemerintahan Mangkunegaran itu sambil membangun gedung sendiri di Kestalan yaitu gedung RRI sekarang ini.
bangunan ini yang menjadi srv (salah sudut)
sedikit info yang diberikan  dari salah satu pegiat sejarah solo, kalau bangunan dan tanah sudah dimiliki oleh salah satu pengusaha solo. beliau sangat mencintai bangunan lawas dan beliau akan merenovasi bangunan lama tapi disisi lain kita hanya bisa melihat bangunan dari jauh dan tidak dijinkan untuk mendekat. sekian tulisan dari saya

Comments

  1. Mohon maaf bolehkah kami menggunakan isi content tsbt diatas utk digunakan sebagai isi petisi mempertahankan Ndalem Kepatihan? Kami sebagai keturunan MN..terima kasih.

    ReplyDelete

Post a Comment