candi sambi sari terletak di deket jalan solo-jogja lebih tepatnya pintu masuk pangkalan AU udah ada penunjuk jalan menuju candi dan tiket masuk bayarnya seikhlasnya pula. candi ini sangat indah jika datang sore disini akan ramai
Candi Sambisari diperkirakan dibangun antara tahun 812 - 838 M,
kemungkinan pada masa pemerintahan Rakai Garung. Kompleks candi terdiri
dari 1 buah candi induk dan 3 buah candi pendamping. Terdapat 2 pagar
yang mengelilingi kompleks candi, satu pagar telah dipugar sempurna,
sementara satu pagar lainnya hanya ditampakkan sedikit di sebelah timur
candi. Masih sebagai pembatas, terdapat 8 buah lingga patok yang
tersebar di setiap arah mata angin.
Bangunan candi induk cukup unik karena tidak mempunyai alas
seperti candi di Jawa lainnya. Kaki candi sekaligus berfungsi sebagai
alas sehingga sejajar dengan tanah. Bagian kaki candi dibiarkan polos,
tanpa relief atau hiasan apapun. Beragam hiasan yang umumnya berupa
simbar baru dijumpai pada bagian tubuh hingga puncak candi bagian luar.
Hiasan itu sekilas seperti motif-motif batik.
tampak samping candi sambisari
Menaiki tangga pintu masuk candi induk, anda bisa menjumpai hiasan berupa seekor singa yang berada dalam mulut makara (hewan ajaib dalam mitologi Hindu) yang menganga. Figur makara di Sambisari dan merupakan evolusi dari bentuk makara di India yang bisa berupa perpaduan gajah dengan ikan atau buaya dengan ekor yang membengkok
.
lingga dan yoni yang masih utuh
Selasar selebar 1 meter akan dijumpai setelah melewati anak
tangga terakhir pintu masuk candi induk. Mengelilinginya, anda akan
menjumpai 3 relung yang masing-masing berisi sebuah arca. Di sisi utara,
terdapat arca Dewi Durga (isteri Dewa Siwa) dengan 8 tangan yang
masing-masing menggenggam senjata. Sementara di sisi timur terdapat Arca
Ganesha (anak Dewi Durga). Di sisi selatan, terdapat arca Agastya
dengan aksamala (tasbih) yang dikalungkan di lehernya.
salah satu bagian candi sambisari
Memasuki bilik utama candi induk, bisa dilihat lingga dan
yoni berukuran cukup besar, kira-kira 1,5 meter. Keberadaannya
menunjukkan bahwa candi ini dibangun sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa.
Lingga dan yoni di bilik candi induk ini juga dipakai untuk membuat air
suci. Biasanya, air diguyurkan pada lingga dan dibiarkan mengalir
melewati parit kecil pada yoni, kemudian ditampung dalam sebuah wadah.
Comments
Post a Comment