Monumen Sendang

     Inget sekali saat mencari monumen ini saat bulan puasa. waktu itu bertiga saya, ainul, dan adi sedang mencaari monument dan museum di sangiran. saat sehabis melihat museum mencoba arah yang berbeda saat berangkat malah menemukan papah petunjuk berwarna merah seperti petnujuk ke monumen randu alas.

     Monumen sendang mendengarnya sempat berpikir kalau monumen ini berada di dipinggir sendang (kolam mata air), kan lumayan bisa ngadem dipinggir sendang karena di sragen tepatnya di daerah sangiran terlalu panas dan gersang ditambah waktu itu bulan puasa. ada kepuasaan tersendiri saat melihat rumah warga di sragen masih banyak berbentuk joglo dan berdinding kayu.

     Mencari letak pas monumen ini sering kesasar dan harus tanya ke warga supaya berhasil. sekalinya dapat info harus naik ke bukit kecil, udah sampai di atas bukit hanya ada pemakaman dan pohon- pohon tidak terlihat ada bangunan. akhirnya mencari kebawah bukit dengan sisi yang berbeda saat naik tetapi tidak ketemu akhirnya disusul oleh warga yang kami tanya sebelumnya dan mengatakan monumen itu dibelakang pemakaman.

     Dengan ditunjukan jalan oleh warga kami pun sampai dan benar saja monumennya dibelakang pemakaman. Bentuk monumen ini gak berbeda dengan monumen randu alas maupun monumen triangulasi hanya saja sejarahnya yang berbeda. 

    Monumen ini berada di dusun sendang, desa bukuran, kecamatan kalijambe, kabupaten sragen. litologi (ilmu tentang batu-batuan yang berkenaan dengan fisik, kimia dan strukturnya) di lokasi ini di dominasikan endapan lumpur hitam formasi puncangan yang mencirikan lingkungan pada kala plestosen bawah sekitar 1,8 juta sampai 0,9 juta tahun yang lalu. Dilokasi ini pernah ditemukan fosil manusia purba homo erectus. Fosil yang ditemukan berupa fragmen cranium (pecahan bagian tengkorak). Fosil fragmen tengkorak ini tidak sengaja ditemukan oleh seorang warga bernama sarmin yang sedang menggarap ladang pada tahun 1987

sekian kisah dan informasi yang didapat dari monumen sendang